Tradisi Piduduk dalam Perkawinan Masyarakat Banjar di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan: Perspektif Maqasid Syariah

Nor Annisa Rahmatillah, Syahrul Mubarak Subeitan, Fatum Abubakar

Abstract


This study aims to describe the piduduk tradition in marriages in the Banjar community, Balangan District, South Kalimantan. This qualitative research collects data in the field through observation and interviews, then analyses using the Islamic maqashid approach. This research shows that the piduduk of the Banjar people is still strong in every wedding ceremony. The Banjar people believe that if this tradition is abandoned when holding a wedding ceremony, then the wedding ceremony will not run smoothly. This tradition is carried out by older people when one of their relatives has a wedding. As for the implementation of the piduduk carried out by the Banjar community, it can cover five objectives of maqasid sharia, namely: First, to protect religion (hifdz-ad-din) as obedience to parents; Second, maintaining reason/mind (hifdz al-aql) as a valuable tradition for society; Third, taking care of the soul (hifdz an-nafs) as giving food to the bride and groom in the form of brown sugar and coconut so that the bride and groom stay healthy and have stamina when they are side by side at the aisle; Fourth, guarding assets (hifdz al-mal) as gifts to event facilitators that are worth alms; and Fifth, protecting the offspring (hifdz an-nasb) as part of preserving the Piduduk tradition of the Banjar people.

Keywords: Piduduk; Marriage; Maqasid Sharia.

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi piduduk dalam perkawinan masyarakat Banjar di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data di lapangan melalui observasi dan wawancara, kemudian dianalisis menggunakan pendekatan maqashid Syariah. Penelitian ini menunjukan bahwa tradisi piduduk masyarakat Banjar masih kental pada setiap upacara perkawinan. Masyarakat Banjar percaya apabila tradisi ini ditinggalkan ketika melangsungkan acara perkawinan, maka acara perkawinan tersebut tidak akan berjalan dengan lancar. Tradisi ini dilakukan oleh orang yang lebih tua ketika salah satu kerabatnya akan melangsungkan acara perkawinan. Adapun pelaksanaan tradisi piduduk yang dilakukan oleh masyarakat Banjar dapat melingkupi lima tujuan dari maqasid syariah, yaitu: Pertama, untuk menjaga agama (hifdz-ad-din) sebagai kepatuhan kepada orang tua; Kedua, menjaga akal/fikiran (hifdz al-aql) sebagai tradisi yang bernilai bagi masyarakat; Ketiga, menjaga jiwa (hifdz an-nafs) sebagai pemberian makanan kepada pengantin berupa gula merah dan kelapa agar pengantin tetap sehat dan berstamina ketika sedang bersanding di pelaminan; Keempat, menjaga harta (hifdz al-mal) sebagai pemberian kepada para fasilitator acara yang bernilai sedekah; dan Kelima, menjaga keturunan (hifdz an-nasb) sebagai bagian dalam melestarikan tradisi piduduk masyarakat Banjar.

 

 


Keywords


Piduduk; Perkawinan; Maqasid Syariah.

Full Text:

PDF

References


’Audah, J. (2013). Al Maqashid untuk Pemula (’Ali ’Abdoelmon’im (trans.)). SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga.

Arni, A., Maimanah, M., & Norhidayat, N. (2018). Tradisi Baayun Mulud di Kota Banjarmasin (Kajian Fenomenologis). Jurnal Ilmiah Ilmu Ushuluddin, 16(2), 179–200.

Az-Zuhaily, W. (1997). Al, Nazariat Darurah al Syar’iyyah, Muqaranah Ma’a al Qanun al Wad’I (S. A. H. Al Munawwar & M. H. Hasan (trans.)). Gaya Media Pratama.

Choiriyah, N., Fajeri, A. A., & Husna, N. (2017). Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Perkawinan Masyarakat Banjar Kota Palangka Raya. Jurnal Hadratul Madaniyah, 4(1), 53–57.

Daud, A. (1997). Islam dan Masyarakat Banjar Diskripsi dan Analisa Kebudayaan Banjar. RajaGrafindo Persada.

Fadhilah, N. (2017). Tradisi Maantar Jujuran Dalam Perkawinan Adat Banjar Perspektif Kontruksi Sosial. In Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim. UIN Maulana Malik Ibrahim.

Falikhah, N. (2015). Penjelasan Deskriptif dalam Ritual Kurban (Studi Kasus Mahasiswa KPI dan BPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi). Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 14(28), 1–15.

Fauzi, M. H. (2018). Tradisi Piduduk dalam Pernikahan Adat Banjar Perspektif Ulama Palangka Raya [Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya]. http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/id/eprint/1550

Hafidzi, A., Umar, M., Hani, M. H. M., & Rusdiyah, R. (2021). A Review on Cultural Customs of Marriage Traditions Among Banjar Ethnic Women in Banjarmasin Indonesia. Potret Pemikiran, 25(1), 112–118.

Halimah. (2022). Wawancara di Banjar Balangan, Kalimantan Selatan.

Herli. (2022). Wawancara di Banjar Balangan, Kalimantan Selatan.

Hidayat, S. (2014). Konsep Keluarga Sakinah dalam Tradisi Begalan. Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam, 7(1), 85–96.

Indrawijaya, A. I. (2010). Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi (Vol. 176). Refika Aditama.

Jailani, M. S., & Nurhasanah, N. (2019). Makna Upacara Batimbang Dalam Tradisi Masyarakat Suku Banjar Kuala Tungkal, Provinsi Jambi. Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora, 16(2), 249–276.

Jamalie, Z. (2014). Akulturasi dan Kearifan Lokal dalam Tradisi Baayun Maulid pada Masyarakat Banjar. El-HARAKAH (TERAKREDITASI), 16(2), 234–254.

Jasman, N. A. H. H. (2020). Tradisi Adat Perkawinan Masyarakat Suku Banjar Ditinjau dalam Perspektif Dakwah Islamiyah di Desa Teluk Sialang Kecamatan Tungkal Ilir. At-Tadabbur: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 10(2), 86–102.

Kasdi, A. (2019). Actualizations of Maqāşid Al-Shariah in modern life; Maqāşid Al-Shariah theory as a method of the development of Islamic laws and Shariah economics. Justicia Islamica, 16(2), 247–268.

Khasanah, D. U., Fatma, K., & Ningsih, D. R. (2020). Jujuran culture in Banjar tribal marriage in South Kalimantan. Journal Multicultural of Islamic Education, 3(2), 68–76.

Maman, M. (2019). Piduduk Ternyata Jadi Alat Barter Tradisional Orang Banjar Bahari, Wajib Ada diRitual Adat Banjar. Tribun Banjarmasin. https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/01/03/piduduk-ternyata-jadi-alat-barter-tradisional-orang-banjar-bahari-wajib-ada-di-ritual-adat-banjar

Miftah. (2019). Serba-Serbi Adat Banjar: Piduduk Atau Mahar Sebagai Pelengkap Setiap Upacara. Tribun News. https://www.tribunnews.com/regional/2019/01/03/serba-serbi-adat-banjar-piduduk-atau-mahar-sebagai-pelengkap-setiap-upacara

Muzainah, G. (2019). Baantar Jujuran Dalam Perkawinan Adat Masyarakat Banjar. Jurnal Al-Insyiroh: Jurnal Studi Keislaman, 5(2), 10–33.

Oktora, D. R., Amsia, T., & Syaiful, M. (2017). Tradisi Malam Bainai pada Acara Perkawinan Adat Padang Pariaman di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. PESAGI (Jurnal Pendidikan Dan Penelitian Sejarah), 5(7), 1–13.

Prawiro, A. M. B. (2016). Reception through selection-modification: antropologi hukum Islam di Indonesia. Deepublish.

Riana, D. R., & Indra. (2021). Makna Simbol Tolak Bala Dalam Masyarakat Banjar: Kajian Etnolinguistik [The Meaning of Ward of Misfortune’s Simbol In Banjar Society: Ethnolinguistic Study]. Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi, 7(2), 133–146.

Saefuddin. (2017). Tradisi Lisan Baayun Maulid Sebagai Wujud Pemertahanan Adat Istiadat dalam Masyarakat Banjar. Ceudah: Jurnal Ilmiah Kesusastraan, 7(1), 42–53.

Sanawiah, S., & Rismanto, I. R. (2021). Jujuran atau Mahar pada Masyarakat Suku Banjar Ditinjau dari Perspiktif Pandangan Hukum Islam. Jurnal Hadratul Madaniyah, 8(1), 52–63.

Shidiq, S. (2017). Ushul Fiqh. Kencana.

Subeitan, S. M., Purwadi, W., & Alhabsyi, M. S. (2022). Kewenangan Manusia Dalam Pembentukan Hukum Sebagai Perubahan Hukum. PLENO JURE, 11(1), 30–48.

Sulistyoko, A., & Hafidzi, A. (2020). Tradisi Maantar Patalian pada Perkawinan Masyarakat Adat Banjar Kalimantan Selatan (Telaah Antropologis dan Sosiologis). An-Nuha: Jurnal Kajian Islam, Pendidikan, Budaya Dan Sosial, 7(1), 19–32.

Susanto, R., & Muharani, M. (2019). Tradisi Mandi Pengantin dan Nilai Pendidikan Islam. JRTIE: Journal of Research And Though On Islamic Education, 2(2), 229–243.

Syarifuddin, A. (2014). Garis-garis Besar Ushul Fiqh. Kencana.

Syarifudin, A. (2004). Ushul Fiqh Metode mengkaji Dan Memahami Hukum Islam Secara Komprehensif. Dzikrul Hakim.

Wajidi. (2011). Akulturasi Budaya Banjar di Banua Halat. Pustaka Book Publisher.

Zakiah. (2022). Wawancara di Banjar Balangan, Kalimantan Selatan.




DOI: http://dx.doi.org/10.30984/ajifl.v3i2.2747

Article Metrics

Abstract view : 819 times
PDF - 232 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Al-Mujtahid: Journal of Islamic Family Law

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

 

Rumah Jurnal IAIN Manado

Jl. Dr. S.H. Sarundajang, Kawasan Ringroad I, Malendeng Manado Kode Pos 95128, Sulawesi Utara, Indonesia.

 


All publication by Al-Mujtahid: Journal of Islamic Family Law is licensed under a
Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Al-Mujtahid: Journal of Islamic Family Law, ISSN 2809-2805 (Cetak), ISSN 2809-0756 (Online)