Kemunduran Demokrasi dan Pelarangan Organisasi Islamis di Era Pemerintahan Jokowi
Abstract
Kebijakan negara di bawah pemerintahan Jokowi yang melarang organisasi Islamis seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Front Pembela Islam (FPI) telah menuai pro dan kontra dalam diskursus sosial-politik dan keagamaan di Indonesia. Mereka yang mendukung pembubaran tersebut menilai bahwa sikap negara dalam mengambil sikap tegas terhadap organisasi keagamaan yang mengedepankan aksi-aksi non demokratis, telah sesuai dengan aturan yang berlaku. Sementara itu, kalangan yang menolak, menganggap bahwa kebijakan pemerintah bertentangan dengan kebebasan berserikat dan berkumpul yang telah dijamin oleh konstitusi dalam sistem demokrasi. Studi ini bertujuan untuk menjelaskan pelarangan organisasi Islamis di bawah pemerintahan Jokowi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif di mana data didasarkan pada pemberitaan media online terkait pelarangan organisasi Islamis. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis konten. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah yang melarang organisasi Islamis tanpa melalui proses peradilan (yang cenderung bersifat otoritarian dan represif) telah menyebabkan kemunduran dalam demokrasi di Indonesia. Implikasi dari pembubaran organisasi Islamis tersebut adalah semakin memperkuat konfrontasi antara kelompok Islamis dan negara serta membuat perkembangan demokrasi di Indonesia semakin merosot. Negara cenderung memilih pendekatan demokrasi militan dalam membubarkan organisasi Islamis daripada mengedepankan pendekatan yang dialogis-akomodatif. Studi ini merekomendasikan bahwa melakukan pembinaan terhadap organisasi kemasyarakatan jauh lebih baik dilakukan daripada mengedepankan pendekatan represif melalui peraturan perundang-undangan sebagaimana yang telah menimpa HTI dan FPI.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anshori, A. Y. (2008). Tafsir Negara Islam dalam Dialog Kebangsaan di Indonesia. Siyasat Press.
Arifianto, A. R. (2017). Banning Hizbut Tahrir Indonesia : Freedom or Security ? RSIS Comentaries, 099, 1?3.
Aspinall, E., Fossati, D., Muhtadi, B., & Warburton, E. (2020). Elites, masses, and democratic decline in Indonesia. Democratization, 27(4), 505?526. https://doi.org/10.1080/13510347.2019.1680971
Aspinall, E., & Mietzner, M. (2019). Southeast Asia?s Troubling Elections: Nondemocratic Pluralism in Indonesia. Journal of Democracy, 30(4), 104?118. https://doi.org/10.1353/jod.2019.0055
Aspinall, E., Mietzner, M., & Tomsa, D. (2015). The Moderating President:Yudhoyono?s Decade in Power. In The Yudhoyono Presidency: Indonesia?s Decade of Stability and Stagnation (pp. 1?20). ISEAS Publishing Institute of Southest Asian Studies. https://doi.org/10.1355/9789814620727-018
Aswar, H., Bin Mohd Yusof, D., & Binti Abdul Hamid, R. (2020). The State Response toward the Existence of HTI: An Analysis from Social Movement Study Approach. Jurnal Sosial Politik, 6(2), 183?200. https://doi.org/10.22219/sospol.v6i2.12908
Aswar, H., Binti, R., & Hamid, A. (2020). Hizb Ut-Tahrir` S Fight Back : the Responses of Hizb Ut-Tahrir Indonesia To the State Repression. Jisiera: The Journal of Islamic Studies and International Relations, 5, 1?23. https://doi.org/10.5281/zenodo.4048552
Bamualim, C. S. (2011). Islamic militancy and resentment against hadhramis in post-suharto indonesia: A case study of habib rizieq syihab and his islamic defenders front. Comparative Studies of South Asia, Africa and the Middle East, 31(2), 267?281. https://doi.org/10.1215/1089201X-1264226
Barton, G. (2020). Contesting Indonesia?s Democratic Transition: Laskar Jihad, the Islamic Defenders Front (FPI) and Civil Society. In Security, Democracy, and Society in Bali (pp. 305?331). Palgrave Macmillan.
Bayat, A. (2007). Making Islam Democratic: Social Movements and the Post-Islamist Turn. Stanford University Press.
Benda, H. J. (1980). Bulan Sabit dan Matahari Terbit: Islam Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang. Pustaka Jaya.
Budiatri, Aisah Putri, H. W. (Ed.). (2022). Demokrasi Tanpa Demos: Refleksi 100 Ilmuwan Sosial Politik Tentang Kemunduran Demokrasi di Indonesia. LP3ES.
Burhani, A. N. (2017). The Banning of Hizbut Tahrir and the Consolidation of Democracy in Indonesia. ISEAS -Yusuf Ishak Institute, 71, 1?10.
Conboy, K. (2004). INTEL; Inside Indonesia?s Inteligence Service. Equinox Publishing.
Duile, T. (2017). Islam, Politics, and Cyber Tribalism in Indonesia A Case Study on the Front Pembela Islam. Iqas, 48, 249?272.
Effendy, B. (2011). Islam dan Negara Tranformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam di Indonesia. Democracy Project.
Facal, G. (2020). Islamic Defenders Front Militia (Front Pembela Islam) and its Impact on Growing Religious Intolerance in Indonesia. TRaNS: Trans-Regional and -National Studies of Southeast Asia, 8(1), 7?20. https://doi.org/10.1017/trn.2018.15
Fachrudin, A. A. (2018). Polemik Tafsir Pancasila. CRCS (Center for Religious and Cross-Cultural Studies) Program Studi Agama dan Lintas Budaya Universitas Gadjah Mada.
Fealy, G. (2020). Jokowi in the Covid-19 Era: Repressive Pluralism, Dynasticism and the Overbearing State. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 56(3), 301?323. https://doi.org/10.1080/00074918.2020.1846482
Feillard, Andr?e, R?my Madinier, and W. W. (2011). The End of Innocence?: Indonesian Islam and the Temptations of Radicalism. University of Hawai?i Press.
Formichi, C. (2012). Islam and the Making of the Nation: Kartosuwiryo and Political Islam in 20th Century Indonesia (Vol. 282). KITLV Press Leiden. https://doi.org/10.1163/9789004260467
Gonggong, A. (2004). Abdul Qahhar Mudzakkar dari Patriot Hingga Pemberontak. Penerbit Ombak.
H.Dengel, H. (1995). Darul Islam dan Kartosurwiryo. Pustaka Sinar Harapan.
Hilmy, M. (2020). The rise and fall of ?transnational? Islam in Indonesia: the future of Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). In Rising Islamic Conservatisme in Indonesia Islamic Groups and Identity Politics (pp. 133?145). Routledge Taylor & Fracis Group.
Humas. (2017). Menkopolhukam: Pemerintah Proses Pembubaran HTI. 8 Mei.
Humas Kemenko Polhukam RI. (2020). Pemerintah Resmi Larang Kegiatan dan Penggunaan Simbol/Atribut FPI. 30 Desember.
Jati, W. R. (2021). Fenomena Kemunduran Demokrasi Indonesia 2021. The Habibie Center 2Insights, 27.
Jejak HTI dan Identitas Wanita Todongkan Pistol ke Paspampres. (2022). Detik.Com.
Jones, S. (2015). Sisi Gelap Reformasi di Indonesia: Munculnya Kelompok Masyarakat Madani Intoleran. In Sisi Gelap Demokrasi Kekerasan Masyarakat Madani di Indonesia (pp. 3?30). Pusat Studi Agama dan Demokrasi Yayasan Paramadina bekerjasama dengan The Ford Foundation dan The Asia Foundation.
Karagiannis, E., & McCauley, C. (2006). Hizb ut-Tahrir al-Islami: Evaluating the threat posed by a radical islamic group that remains nonviolent. Terrorism and Political Violence, 18(2), 315?334. https://doi.org/10.1080/09546550600570168
Latif, Y. (2012). Inteligensia Muslim dan Kuasa. Yayasan Abad Demokrasi.
Luthfi Makhasin. (2022). Islamisme dan Kemunduran Demokrasi di Indonesia: Problema dan Tantangan Kedepan. In Demokrasi tanpa Demos: Refleksi 100 Ilmuwan Sosial Politik tentang Kemunduran Demokrasi di Indonesia (Issue August, pp. 32?41). LP3ES.
Maarif, A. S. (2018). Islam, Humanity, and Indonesian Identity : Reflections on HistMaarif, A. S. (2018). Islam, Humanity, and Indonesian Identity : Reflections on History. Leiden: Leiden University Press.ory. Leiden University Press.
Mahendra, Y. I. (n.d.). Modernisme dan fundamentalisme dalam politik Islam: perbandingan Partai Masyumi (Indonesia) dan Partai Jama?at-i-Islami (Pakistan). Paramadina.
Mietzner, M. (2018). Fighting Illiberalism with Illiberalism: Islamist Populism and Democratic Deconsolidation in Indonesia. Pacific Affairs, 91(2), 261?282.
Mietzner, M. (2020). Authoritarian innovations in Indonesia: electoral narrowing, identity politics and executive illiberalism. Democratization, 27(6), 1021?1036. https://doi.org/10.1080/13510347.2019.1704266
Mietzner, M., & Muhtadi, B. (2018). Explaining the 2016 Islamist Mobilisation in Indonesia: Religious Intolerance, Militant Groups and the Politics of Accommodation. Asian Studies Review, 42(3), 479?497. https://doi.org/10.1080/10357823.2018.1473335
Mudhoffir, A. M. (2017). Islamic Militias and Capitalist Development in Post-Authoritarian Indonesia. Journal of Contemporary Asia, 47(4). https://doi.org/10.1080/00472336.2017.1336564
Power, T. P. (2018). Jokowi?s authoritarian turn and Indonesia?s democratic decline. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 54(3), 307?338. https://doi.org/10.1080/00074918.2018.1549918
Priyono, A. (2019). Masa Depan Islam-Politik dan Islamisme di Indonesia (No. 2; Juni).
Salahudin, Nurmandi, A., Jubba, H., Qodir, Z., Jainuri, & Paryanto. (2020). Islamic Political Polarisation on Social Media During the 2019 Presidential Election in Indonesia. Asian Affairs, 51(3), 656?671. https://doi.org/10.1080/03068374.2020.1812929
Suryana, A., Syafiqah, N., & Mohd, B. (2021). Indonesian Islam beyond Habib Rizieq Shihab : Deconstructing Islamism and Populism. ISEAS Perspective, 21, 1?9.
van Dijk, C. K. (2014). Rebellion under the Banner of Islam. In Rebellion under the Banner of Islam. Brill. https://doi.org/10.26530/oapen_613352
Warburton, E. (2020). Deepening Polarization and Democratic Decline in Indonesia. In A. O. Thomas Carothers (Ed.), Political Polarization in South and Southeast Asia; Old Devisions and New Dangers (pp. 23?40). Carnegie Endowment For International Peace.
Wilson, I. (2014). Morality Racketeering: Vigilantisme and Populist Islamic Militancy in Indonesia. In Between Dissent and Power (pp. 248?274). Palgrave Macmillan.
Woodward, M., Yahya, M., Rohmaniyah, I., Coleman, D. M., Lundry, C., & Amin, A. (2014). The Islamic Defenders Front: Demonization, Violence and the State in Indonesia. Contemporary Islam, 8(2), 153?171. https://doi.org/10.1007/s11562-013-0288-1
Zinira, M. (2015). The Movement of Islamic Defenders Front and Its Socio Political Influence on Indonesian Society. Religi?: Jurnal Studi Agama-Agama, 5(2). https://doi.org/10.15642/religio.v5i2.578
Zulfadli. (2018). Orientasi Politik Aktivis Eks Hizbut Tahrir Indonesia Pasca Dibubarkan. KONTEKSTUALITA Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 33(2), 169?189. https://doi.org/10.30631/kontekstualita.v35i02.133
DOI: http://dx.doi.org/10.30984/pp.v26i2.2033
Article Metrics
Abstract view : 942 timesPDF - 1065 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Potret Pemikiran
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Statistic Journal Potret
Rumah Jurnal Institut Agama Islam Negeri Manado
Jl. Dr. S.H. Sarundajang, Kawasan Ringroad I, Malendeng Manado Kode Pos 95128, Sulawesi Utara, Indonesia.
All publication by Potret Pemikiran are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Potret Pemikiran, ISSN 1693-1874 (Print), ISSN 2528-0376 (Online)