Masjid Sebagai Pelestari dan Transformasi Kearifan Lokal, Seni, dan Ilmu Pengetahuan (Studi Kasus Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta)
Abstract
Abstact. The Jendral Sudirman mosque Yogyakarta through various activities which are held in the last few years has managed to win out the pattern and new colors in the mosque's world and compared to the common mosque. The novelty was seen from the various activities such as ngaji of Philosophy, ngaji of Quran The materialistic of a historical approach, ngajiof Tasawuf, ngaji of the ancient Javanese script, ngaji of postcolonial studies, macapatcourses, Literation activities, publication, and other unique activities. The ability to present something new in a mosque that becomes focused on this research/study. Through participation in activity, documentation, and informal conversation with a Jendral Sudirman mosque's perpetrator, this research/study indicates that through the variety of its unique activities, the JendralSudirman's mosque is attempting to offer and display other function of the unfocused mosque on the worship, but also as the central preservation of the local wisdom destruction, and the place of the art and science transformation without being stuck on the current population. All that activity is managed by management as a matter and run by the voluntary known ROMLI (Rombongan Lillahita'ala) who would share the idea and the energy to work together in serving the mosque.
The key words: The Jendral Sudirman mosque, the science transformation, local wisdom, arts.
Abstrak., Masjid Jendral Sudirman Yogyakarta melalui berbagai kegiatan yang dilangsungkan beberapa tahun terakhir ini, telah berhasil menampilkan corak dan warna baru dalam dunia kemasjidan jika dibandingkan dengan masjid pada umumnya. Kebaruan itu terlihat dari ragam kegiatan diantaranya Ngaji Filsafat, Ngaji al-Quran Pendekatan Materialisme-Historis, Ngaji Tasawuf, Ngaji Serat Jawa Kuno, Ngaji studi Postkolonial, kursus Macapat, kegiatan literasi, publikasi, dan kegiatan ‘unik’ lainnya. Kemampuan menghadirkan kabaruan dalam ranah masjid itulah yang menjadi fokus kajian ini. Melalui partisipasi dalam kegiatan, dokumentasi, dan bincang santai dengan pelaksana kegiatan Masjid Jendral Sudirman kajian ini menunjukkan bahwa melalui berbagai kegiatan unik tersebut, Masjid Jendral Sudirman berupaya untuk menawarkan dan menampilkan fungsi lain dari masjid yang tidak terfokus pada tempat ibadah ritual, melainkan juga sebagai pusat pelestarian kearifan lokal dan tempat transformasi seni dan ilmu pengetahuan tanpa terjebak pada arus populis. Semua aktifitas itu dikelola dengan manejemin ala kadarnya dan dijalankan oleh relawan-relewan yang dikenal ROMLI (Rombongan Lillahi Ta’ala) yang bersedia berbagi ide dan tenaga untuk kerja bersama mengabdi untuk memakmurkan masjid.
Kata Kunci: Masjid Jendral Sudirman, Transformasi Ilmu Pengetahuan, Kearifan Lokal, Seni.
Full Text:
PDFReferences
Arafat, M. Y. (2014). Apakabar Islam Kita? Esai-Esai Kaweruh Jendral Sudriman Yogyakarta. (M. Y. Arafat, Ed.). Yogyakarta: MJS Press.
Azra, A. (2003). Masjid Sebagai Refleksi Peradaban Islam, Pengantar dalam A. Heuken SJ., Mesjid-Mesjid Tua di Jakarta. In Mesjid-Mesjid Tua di Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Farida, A. (2014). Islamisasi sains dan saintifikasi Islam”: model manajemen Pemberdayaan di masjid salman ITB Bandung. Harmoni. Retrieved from http://jurnalharmoni.kemenag.go.id/index.php/harmoni/article/download/138/121
Kuntowijoyo. (1994). Dinamika Sejarah Umat Islam di Indonesia. Yogyakarta: Salahudin Press.
Kuntowijoyo. (2001). Muslim Tanpa Masjid: Esai-Esai Agama, Budaya, dan Politik dalam Bingkai Strukturalisme Transedental. Bandung: Mizan.
Rochym, A. (1983). Sejarah Arsitektur Islam, Sebuah Tinjauan. Bandung: Angkasa.
Saputra, J. H. (2010). Mengungkap Perjalanan Sunan Kalijaga. Surabaya: Pustaka Media.
Sofyan, I. (2014). Dari Dakwah Normatif ke Dakwah Transformatif: Dinamika Kaum Muda Masjid Syuhada Yogyakarta, 1954-1980-An. Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga.
Refbacks
- There are currently no refbacks.