Nilai-Nilai Sosial-Spiritual dalam Tradisi “Mamaq” Masyarakat Suku Sasak Pulau Lombok di NTB (Social-Spiritual Values in the “Mamaq” Tradition of the Sasak Community of Lombok Island in NTB)

Muhammad Yuslih, Bahroni Zainuri Yulien

Abstract


ABSTRACT

In the Sasak community, tradition is part of life that is ingrained and cannot be separated. One of the many traditions that still exist in the community is the mamaq tradition. This tradition has been performed by the Sasak people from generation to generation, although in practice today not all Sasak people do it. This paper aims to look at the socio-spiritual values contained in the mamaq tradition. This research is categorized as descriptive qualitative research, since the data that researchers collect are explanations from informants or cultural leaders, people who have a broad understanding of the mamaq tradition. There are several values in the mamaq tradition, including spiritual values which include the command to purify the name of God, unite God from all forms of servitude or devotion to others. Then social values which include keeping the tongue from saying dirty words, not hurting the feelings of others, telling the truth or factual, and being gentle to fellow humans and other creatures. Over time, the mamaq tradition has begun to be abandoned, and is only practiced by a handful of people. There are two major factors that cause the abandonment of this tradition; (1) the rigors of modernization and (2) the influence of technology.

 Keywords: Mamaq tradition; values; social; spiritual

 

ABSTRAK

Dalam masyarakat suku Sasak tradisi merupakan bagian dari hidup yang telah mendarah daging dan tidak bisa dipisahkan. Salah satu di antara sekian banyak tradisi yang masih eksis di tengah-tengah masyarakat ialah tradisi mamaq. Tradisi ini telah dilaksanakan oleh masyarakat suku Sasak secara turun temurun, walaupun dalam praktiknya hari ini tidak semua masyarakat suku Sasak melaksanakannya. Tulisan ini bertujuan untuk melihat nilai-nilai sosial-spiritual yang terdapat dalam tradisi mamaq. Adapun penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data-data yang peneliti kumpulkan penjelasan-penjelasan dari informan ataupun tokoh budaya, masyarakata yang memiliki pemahaman luas terkait dengan tradisi mamaq. Terdapat beberapa nilai-nilai dalam tradisi mamaq di antaranya nilai spiritual yang meliputi perintah untuk mensucikan nama Tuhan, mengesakan Tuhan dari segala bentuk penghambaan atau pengabdian kepada selainnya. Kemudian nilai-nilai sosial yang meliputi menjaga lisan untuk tidak berkata kotor, tidak menyakiti perasaan orang lain, berkata yang jujur atau sesungguhnya, serta bersikap lemah lembut kepada sesama manusia, maupun makhluk lainnya. Seiring berjalannya waktu, tradisi mamaq sudah mulai ditinggalkan, dan hanya dilakukan oleh segelintir orang. Ada dua faktor besar yang menyebabkan tradisi ini mulai ditinggalkan; (1) kerasnya arus moderenisasi dan (2) pengaruh teknologi.

Kata kunci: tradisi Mamaq; nilai-nilai; sosial; spiritual.


Full Text:

PDF

References


Aini, R., Hamdi, S., Kusuma, N., & Nasrullah, A. (2021). Pengobatan Tradisional Suku Sasak. Religion, Culture & State Journal, 1(1), 57–84.

Ferdiansyah, D. S. (2019). Akulturasi Nilai-Nilai Islam Dalam Tradisi Merariq Melalui Pola Komunikasi Tokoh Agama di Lombok Timur. KURIOSITAS: Media Komunikasi Sosial Dan Keagamaan, 12(1), 17–46.

Gunawan, I. (2014). Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanip, S. P. N., Yuslih, M., & Diniaty, L. (2020). Tradisi Ngejot: Positive Relationship Antar Umat Beragama. Potret Pemikiran, 24(2), 71–85.

Hardjosinggih, S. (2016). Galeri Kebudayaan Lombok di Kuta, Lombok. EDimensi Arsitektur Petra, 4(2), 129–136.

Hartini, A. (2016). Analisis Teks Pepaosan Jatiswara Dalam Acara Nyunatan Di Desa Parampuan Kecamatan Labuapi Lombok Barat: Kajian Hermeneutika Gadamerian. Universitas Mataram.

Ibrahim, A. (2016). Manajemen Event Maulid Adat Bayan Di Lombok Utara Tahun 2015. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta.

Jamaludin, J., & Sugitanata, A. (2021). Tradisi Ngorek Pada Upacara Nyongkolan Perkawinan Adat Sasak Tanak Awu. AL-HUKAMA’, 10(2), 319–348. https://doi.org/10.15642/alhukama.2020.10.2.319-348

Kamarudin, L., & Jayadi, U. (2021). Budaya Bereqe Sasak Lombok Sebagai Upaya Melestarikan Nilai Religius dan Jati Diri Masyarakat Montong Baan Kecamatan Sikur Lombok Timur. Berajah Journal, 1(1), 43–49.

Lestari. (2019). Islam Nusantara Corak Spiritualitas Pribumi. Jurnal Elkatarie: Jurnal Ilmu Pendidikan Dan Sosial, 1(2), 28–41.

Madkour, I. (1995). Aliran dan Teori Filsafat Islam ter. Yudian Wahyudi Asmin. Jakarta: Bumi Aksara.

Miskawaih, I. (1994). Tahdib al-Akhlak wa Tathir al-’Araaq. Bandung: Mizan.

Murahim, N. F. N. (2019). Nilai-Nilai Budaya Sasak Kemidi Rudat Lombok: Perspektif Hermeneutika. Mabasan, 5(2), 59–79.

Nashuddin. (2020). Islamic Values and Sasak Local Wisdoms: The Pattern of Educational Character at NW Selaparang Pesantren, Lombok. Ulumuna: Journal of Islamic Studies, 24(1), 155–182.

Nurdin, I., Hartati, S., & others. (2019). Metodologi penelitian sosial. Surabaya: Media Sahabat Cendekia.

Riadi, S. (2021). Nilai Moral dalam Lirik Lagu Gugur Mayang (Analisis Semiotika Budaya). PENA: Jurnal Pendidikan Bahasa, Sastra, Dan Pengajaran, 1(1), 49–63.

Saputra, K. A. (2021). Eksklusivitas Komunikasi Dalam Penyebaran Ajaran Tasawuf Lokal Pada Komunitas Islam Wetu Telu Di Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara. Jurnal Ar Ro’is Mandalika (ARMADA), 1(1), 1–12.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Jakarta: Alfabeta.

Suprapto, S. (2011). Penguatan Kearifan Lokal untuk Resolusi Konflik dan Upaya Bina Damai di Pulau Seribu Masjid. Jurnal Indo-Islamika, 1(1), 21–40.

Tobroni, I. S. (2003). Metodologi Penelitian Sosial Agama. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Ummatin, K. (2015). Sejarah Islam dan Budaya Lokal: Kearifan Islam atas Tradisi Masyarakat. Yogyakarta: Kalimedia. Yogyakarta: Kalimedia.

Wahyudin, D. (2018). Identitas orang Sasak: Studi epistemologis terhadap mekanisme produksi pengetahuan masyarakat suku Sasak. Jurnal Penelitian Keislaman, 14(1), 52–63.

Wirata, I. M., & Sueca, N. P. (2014). Konsep Arsitektur Rumah Adat Suku Sasak Di Dusun Segenter, Kecamatan Bayan, Lombok Utara-NTB. SPACE, 1(1), 51–64.

Yuliana, N. (2018). Terminologi Penanda Verbal Maulid Adat Salut: Kajian Semiotika. LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah, 8(2), 58–67.

Zuhdi, M. H. (2012). Islam wetu telu di bayan lombok. AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam, 17(2), 197–218.




DOI: http://dx.doi.org/10.30984/pp.v25i2.1654

Article Metrics

Abstract view : 1483 times
PDF - 2452 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Potret Pemikiran

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Statistic Journal Potret

Rumah Jurnal Institut Agama Islam Negeri Manado

Jl. Dr. S.H. Sarundajang, Kawasan Ringroad I, Malendeng Manado Kode Pos 95128, Sulawesi Utara, Indonesia.

Creative Commons License

All publication by  Potret Pemikiran are licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Potret Pemikiran, ISSN 1693-1874 (Print), ISSN 2528-0376 (Online)